1. Proses morfologi
a) Afiksasi adalah salah satu proses
dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina
maupun yang berkategori akjetiva.
·
Afiks- afiks pembentukan verba adalah:
1) Verba berprefiks ber-
Pembentukan verba
|
Bentuk dasar
|
Kata
|
Morfem dasar terikat
|
juang
|
berjuang
|
Morfem dasar bebas
|
nyanyi
|
bernyanyi
|
Bentuk turunan berafiks
|
pakaian
|
berpakaian
|
Bentuk turunan reduplikasi
|
lari- lari
|
berlari-lari
|
Bentuk turunan hasil komposisi
|
jual beli
|
berjual beli
|
Makna gramatikal verba berprefiks
ber- antara lain :
Makna gramatikal
|
Bentuk dasar
|
Makna
|
‘mempunyai (dasar)’ atau (dasar)
nya’
|
berkewajiban
|
Mempunyai kewajiban
|
‘memakai’ atau ‘mengenakan’
|
berpita
|
Memakai pita
|
‘mengendarai’, menumpang’ atau
‘naik’
|
berkuda
|
Naik kuda
|
‘berisi’ atau ‘mengandung’
|
beracun
|
Mengandung racun
|
‘mengeluarkan’ atau
‘menghasilkan’
|
berdarah
|
Mengeluarkan darah
|
‘mengusahakan’ atau
‘mengupayakan’
|
berladang
|
Mengusahakaan ladang
|
‘melakukan kegiatan’
|
berdiskusi
|
Melakukan diskusi
|
‘mengalami’ atau ‘berada dalam
keadaan’
|
bersedih
|
Dalam keadaan sedih
|
‘menyebut’ atau ‘menyapa’
|
berkakak
|
Menyebut kakak
|
‘kumpulan’ atau ‘kelompok’
|
berdua
|
Kumpulan dari dua orang
|
‘memberi’
|
bersedekah
|
Memberi sedekah
|
2) Verba Berkonfiks dan Berklofiks
Ber-an
Dalam hal ini pada bentuk dasar
mula- mula diimbuhkan surfiks –an baru
kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-. Kata bermunculan merupakan contoh verba
berkonfiks, dan bentuk berpakaian sebagai contoh verba berklofiks. Brikut ini
bagan proses pembentukannya :
Verba bermunculan pada
contoh di atas memiliki makna ‘banyak yang muncul dengan tidak teratur’ dan
makna gramatikal kata berpakaian adalah ‘memakai pakaian’. Makna
gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:
Makna gramatikal
|
Komponen
|
Kata
|
Arti
|
‘banyak’ atau tidak teratur
|
(+ tindakan), (+ sasaran), dan
(+gerak)
|
berlarian
|
Banyak yang berlari
|
‘saling’ atau ‘berbalasan’
|
(+ tindakan), (- sasaran), dan
(+gerak)
|
bersentuhan
|
Saling bersentuhan
|
‘saling berada di’
|
(+ benda), (+ letak), dan (+tempat)
|
berhadapan
|
Saling berada di hadapan
|
3) Verba Berklofiks Ber-kan dibentuk
dengan proses mula- mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu
diimbuhkan pula sufiks –kan. Misalnya, pada dasar senjata diimbuhkan
prefiks ber- menjadi bersenjata, lalu pada bersenjata diimbuhkan pula
surfiks –kan sehingga menjadi bersenjatakan. Sehingga bersenjatakan
artinya ‘menggunakan senjata akan (clurit).
4) Verba Bersufiks –kan
Dalam prosesnya, sufiks –kan ,
bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+
sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila
diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal (stem) yang
menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal :
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘jadikan’
|
(+ keadaan) atau (+ sifat khas)
|
putuskan
|
‘jadikan putus’
|
‘jadikan berada di’
|
(+ tempat) dan (+ arah)
|
daratkan
|
‘jadikan ada di darat’
|
‘lakukan untuk orang lain’
|
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
|
bacakan
|
‘lakukan baca untuk (orang
lain)’
|
‘lakukan akan’
|
(+ tindakan) dan (*sasaran)
|
hapuskan
|
‘lakukan hapus akan’
|
‘bawa masuk ke’
|
(+ ruang)
|
petikan
|
‘bawa masuk ke peti’
|
5) Verba Bersufiks –i adalah verba
transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba
inflektif. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal:
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘berulang kali’
|
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
|
pukuli
|
‘pekerjaan pukuldilakukan berulang kali’.
|
‘tempat’
|
(+ tempat)
|
duduki
|
‘duduk di …’.
|
‘merasa sesuatu pada’
|
(+ sikap batin) atau (+ emosi)
|
takuti
|
‘merasa takut pada’.
|
‘memberi’ atau ‘membubuhi’
|
(+ bahan berian)
|
danai
|
‘beri dana pada’.
|
‘jadikan’ atau ‘sebabkan’
|
(+ keadaan) atau (+ sifat)
|
cukupi
|
‘jadikan cukup’
|
‘lakukan pada’
|
(+ tindakan) dan (+ tempat)
|
tulisi
|
‘lakukan tulis pada’
|
6) Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif. Verba ini dapat digunakan pada:
a. Kalimat imperatif, misalnya persingkat
bicaramu !
b. Kalimat pasif yang berpola:
(aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, penjagaan akan kami perketat nanti
malam.
c. Keterangan tambahan pada subjek
atau objek yang berpola: yang+ aspek+ pelaku+ verba. Misalnya, mobil yang belum
lama kami perbaiki mogok lagi.
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal:
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘jadikan lebih’
|
(+ keadaan) dan (+ situasi)
|
perlebar
|
‘jadikan lebih lebar’.
|
‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
|
(+ sifat khas)
|
peristri
|
‘jadikan istri’.
|
‘bagi’
|
(+ jumlah) atau (+ bilangan)
|
perdua
|
‘bagi dua’.
|
7) Verba berkonfiks per-kan adalah
verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-
berprefiks di- atau berprefiks ter-). Verba ini digunakan
dalam:
a. Kalimat imperatif, misalnya jangan
perdebatkan lagi masalah itu !
b. Kalimat pasif yang berpola:
(aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, masalah itu akan kami pertanyakan
lagi.
c. Keterangan tambahan pada subjek
atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku. Misalnya, tarian yang sudah
mereka pertunjukkan akan diulang lagi.
Verba
berprefiks per- memiliki makna gramatikal:
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘jadikan bahan per-an
|
(+ kegiatan)
|
pertanyaan
|
‘jadikan bahan pertanyaan’.
|
‘lakukan supaya (dasar)’
|
(+ keadaan)
|
perbedakan
|
‘lakukan supaya beda’
|
‘jadikan me-’
|
(+ tindakan)
|
perlihatkan
|
‘jadikan (orang lain) melihat’.
|
‘jadikan ber-
|
(+ kejadian)
|
pertemukan
|
‘jadikan bertemu’.
|
8) Verba berkonfiks per-i adalah
verba yang dapat menjadi pangkal
dalam pembentukan verba
inflektif (berprefiks me- inflektif, di- inflektif atau ter-inflektif).
a. Kalimat imperatif, misalnya perbaiki
dulu sepeda ini !
b. Kalimat pasif yang berpola:
(aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, tanah ini masih mereka persengketai.
c. Keterangan tambahan pada subjek
atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku+ verba . Misalnya, rumah yang
baru kita perbaiki terkena gempa.
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘lakukan supaya jadi’
|
(+ keadaan)
|
perbaiki
|
‘lakukan supaya jadi baik’.
|
‘lakukan (dasar) pada objeknya’
|
(+ tindakan) dan
(+ lokasi)
|
perturuti
|
‘lakukan turut pada objeknya’
|
9) Verba berprefiks me-
·
Bentuk alomorf
me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem ׀r, l, w, y, n,
ny, dan ng׀.
merakit
melekat
mewarisi
meyakini
memerah
menanti
menyanyi
menganga
|
merawat
melongok
mewasiatkan
meyayasankan
memulaskan
menaiki
menyala
mengerikan
|
·
Bentuk alomorf
me- digunakan apabila bentuk dasarnya /b, p, f, v/. Sedangkan fonem /p/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal
dari prefiks.
membina
memfitnah
meveto
memotong
|
membawa
memfrasekan
memvitaminkan
memutuskan
|
·
Bentuk men- digunakan pada dasar dimulai
fonem /d, dan t/. Dengan catatan
fonem /d/ tetap diwujudkan dengan fonem
/t/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada
prefiks.
menduda
mendidik
menulis
menodong
|
mendengar
mendustai
menendang
menerobos
|
·
Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal
bentuk dasarnya adalah fonem│c, j dan s│. dengan catatan dalam
bahasa tulis bunyi ny│pada prefiks diganti atau dituliskan dengan huruf│n│ pada
dasar yang dengan fonem│c dan j│, sedangkan yang mulai dengan fonem│s│, fonem
s-nya diluluhkan. Contoh:
mencuri (lafalnya
: menycuri)
mencicil (lafalnya
: menycicil)
menjual (lafalnya
: menyjual)
menjaga (lafalnya
: menyjaga)
·
Bentuk meng- digunakan pada dasar fonem │k,
g, h, kh, a, z, u, e, o│. Fonem │k│tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan
dengan nasal yang ada pada prefiks, sedangkan fonem-fonem lain tetap
diwujudkan.
menghibur
mengkhianati
|
mengekor
menghubungi
|
·
Bentuk menge- digunakan apabila bentuk
dasarnya terdiri dari sebuah suku kata.
mengebom
mengetik
|
mengecat
mengelap
|
1.
Verba
berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar dalam pembentukan verba
inflektif, berbentuk morfem dasar atau akar juga termasuk verba bersufiks –kan,
bersufiks –i, berprefiks per-, berkonfiks per-kan, berkonfiks per-i. contoh:
membaca, mempergauli, mempersingkat.
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘melakukan (dasar)’
|
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
|
membeli
|
‘melakukan beli’
|
‘Melakukan kerja dengan alat’
|
(+ tindakan) dan (+ alat)
|
memahat
|
‘berkerja degan alat pahat’
|
‘Melakukan kerja dengan bahan’
|
(+ tindakan) dan (+ bahan)
|
mengecat
|
‘melakukan kerja dengan bahan cat’
|
‘membuat dasar’
|
(+ tindakan) dan (+ benda hasil)
|
menumis
|
‘membuat tumis’
|
2.
Verba
berprefiks me- derivative
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘Makan,
minum, mengisap’
|
(+makanan)
atau (+minuman) atau(+isapan)
|
merokok
|
‘menghisap rokok’
|
‘Mengeluarkan
(dasar)’
|
(+bunyi)
atau (+suara)
|
mencicit
|
‘mengeluarkan bunyi cicit’
|
‘Menjadi
(dasar)’
|
(+keadaan(warna,
bentuk, situasi))
|
meninggi
|
‘menjadi tinggi’
|
‘Menjadi
seperti’
|
(+sifat
khas)
|
mengapur
|
‘menjadi seperti kapur’
|
‘Menuju’
|
(+arah)
|
mendarat
|
‘menuju darat’
|
‘Memperingati’
|
(+bilangan),
(+hari) atau (+bulan)
|
Meniga hari
|
Memperingati hari ketiga
|
10) Verba berprefiks
di-
·
Verba
berprefiks di- inflektif
Verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me- inflektif.
Makna gramatikalnya kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
·
Verba
berprefiks di- derivative hanya ada kata dimaksud.
11) Verba berprefiks ter- inflektif
Makna gramatikal
|
Komponen makna
|
Kata
|
Arti
|
‘Dapat /
sanggup’
|
(+tindakan)
dan (+sasaran)
|
terbawa
|
‘dapat dibawa’
|
‘Tidak
sengaja’
|
(+tindakan)
dan (+sasaran)
|
terlihat
|
‘tidak sengaja dilihat’
|
‘Sudah
terjadi’
|
(+tindakan)
dan (+keadaan)
|
terjepit
|
‘sudah terjadi (jepit)’
|
‘Yang di
(dasar)’
|
Bidang hukum
|
terhukum
|
‘yang dihukum’
|
Verba
berprefiks ter- derivative. Makna gramatikalnya:
a. ‘Paling’ Komponen makna (+ keadaan). Contoh , terbaik,
artinya ‘paling baik’.
b. ‘Dalam keadaan’ Komponen makna (+ keadaan) dan (+ kejadian).
Contoh , terpasang artinya ‘dalam
keadaan pasang’.
c. ‘Terjadi dengan tiba-tiba’ Komponen makna (+ kejadian).
Contoh , teringat, artinya ‘tiba-tiba ingat’.
12) Verba berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam
tidak baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter.
Makna gramatikalnya: Tidak sengaja, dapat di dan kena (dasar).
13) Verba berkonfiks ke-an makna gramatikalnya:
a. ‘Terkena, menderita, mengalami (dasar)’ komponen makna (+
peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak). Contoh , kebakaran, artinya ‘menderita
bakar’.
b. ‘Agak (dasar)’ Komponen makna (+ warna). Contoh ,
kebiruan, artinya ‘agak biru’.
(Abdul Chaer,
2008 :106-143)
·
Pembentukan
Nomina.
1) Nomina berprefiks ke- hanya ada 3 buah kata, yakni ketua,
kekasih, dan kehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’,
dan ‘yang dikehendaki’.
2) Nomina berkonfiks ke-an
a) Dibentuk langsung
dari dasar. Makna gramatikalnya :
o ‘Hal (dasar) komponen makna (+ bendaan) dan (+ objek
bicara). Contoh , kebersamaan, artinya ‘hal bersama’.
o ‘Tempat (dasar)’ atau ‘wilayah (dasar)’. Komponen makna (+
bendaan), (+ wilayah) dan (+ jabatan). Contoh , kerajaan, artinya ‘wilayah raja’.
b) Dibentuk dari dasar melalui verba (yang dibentuk dari
dasar itu dan menduduki fungsi predikat sebuah klausa). Makna gramatikal:
o ‘Hal (dasar)’ komponen makna (+ keadaan). Contoh , kebencian,
artinya, ‘hal benci’ (yang dibentuk dari verba benci, misalnya dari
klausa ‘dia memamng benci kepada saya)’
o ‘Hasil me-kan’. Komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
Contoh , kesimpulan, artinya ‘hal menyimpulkan’ (yang dibentuk, misalnya dari
klausa ‘kalian harus dapat menyimpulkan manfaat cerita itu’).
3) Nomina berprefiks pe-
a) Mengikuti kaidah persengauan, dapat berbentuk pe-, pem-,
pen-, per-, peng-, peny-, dan penge-. Sama dengan persengauan prefiks me-. Makna
gramatikal:
o ‘Yang (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba
yang sama dengan dasar itu. Contoh ,pemabuk (dari verba mabuk dalam
kalimat “anak-anak itu sering mabuk disana”).
o ‘Yang me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui
verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , pelatih (dari
dasar latih melalui verba melatih).
o ‘Yang me-kan (dasar)’ apabila bentuk dari dasar melalui
verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , penentu (dari
dasar tentu melalui verba menentukan).
o ‘Yang me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui
verba me-I yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , pewaris (dari dasar waris melalui
verba mewarisi).
b) Tidak mengikuti kaidah persengauan. Berkaitan dengan
verba berprefiks ber- atau berklofiks memper-kan yang dibentuk dari dasar itu.
Makna gramatikal yang dimiliki adalah ‘yang ber-(dasar)’. Contoh , petapa,
(dari dasar tapa melalui verba bertapa).
c) Melalui proses analogi
o Adanya bentuk penyuruh (dengan makna gramatikal ‘yang
menyuruh’).
o Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal‘yang
berolahraga tinju’.
4) Nomina berkonfiks pe-an mempunyai enambuah bentuk alomorf yaitu, pe-an, pem-an, pen-an,
peny-an, peng-an dan penge-an. Makna gramatikal:
o ‘Hal/proses me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar
melalui verba berprefiks me- inflektif. Misalnya, pembacaan, artinya ‘hal
membaca’.
o ‘Hal/proses me-kan(dasar)’ Melalui verba berklofiks
me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Misalnya, pembenaran, artinya ‘hal
membenarkan’.
o Hal/proses me-i (dasar)’ Melalui verba berklofiks me-i
yang dibentuk dari dasar. Misalnya, pewarisn, artinya ‘hal mewarisi’.
5) Nomina berkonfiks per-an
o Yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks ber- bentuknya
mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an,
dan pel-an. Misalnya, pergaulan (dari verba bergaul).
o Yang dibentuk langsung dari dasar nomina. Contoh: perburuhan,
perbelanjaan.
6) Nomina bersufiks –an
a) Nomina bersufiks –an bentuk dasrnya dari verba berprefiks
me-. Makna gramatikalnya:
o ‘Hasil me- (dasar)’ Apabila hubungan verba me- inflektif
yang dibentuk dari dasar dengan objeknya menyatakan hasil. Contoh galian,
dalam arti ‘hasil menggali (diturunkan melalui verba menggali,
dimana hubungan verba menggali dengan objeknya misalnya sumur,
mempunyai hubungan hasil).
o ‘Yang di- (dasar)’ Objeknya menyatakan sasaran. Contoh , bahan
bacaan tersedia lengkap.
o ‘Alat (me-)’ Misalnya,
ayakan pasir ini tidak dapat digunakan lagi.
b) Nomina bersufiks –an Makna gramatikalnya ‘tempat
ber-(dasar)’. Contoh , mereka bergadang di tepian sungai
(tepian berarti ‘tempat yang bertepi).
c) Nomina bersufiks –an dibentuk dari dasar langsung. Makna
gramatikalnya :
o ‘Tiap-tiap’ komponen makna (+ ukuran)atau(+ takaran). Contoh,
bahan pakaian ini dijual meteran.
o ‘Banyak (dasar)’ komponen makna (+ bendaan) dan (+ kecil).
Contoh, roti ini jamuran jangan kau makan lagi.
o ‘Bersifat (dasar)’ komponen makna (+ keadaan). Contoh,
saya tidak mau membeli barang murahan.
7) Nomina bersufiks –nya makna gramatikalnya:
o ‘Hal’ komponen makna (+ keadaan). Contoh, luasnya daerah
bencana menyulitkan petugas pertolongan.
o ‘Penegasan’ komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan).
Contoh, mau makan, nasinya habis.
8) Nomina berprefiks ter-. Makna gramatikalnya ‘yang
di-(dasar)’ hanya terdapat dalam istilah dalam bidang hukum. Misalnya, tersangka,
tertuduh, terhukum.
9) Nomina berinfiks –el, -em, dan –er. Infiksasi dalam
bahasa Indonesia sudah tidak produktif lagi. Tidak digunakan lagi untuk
membentuk kata-kata baru. Contoh gemetar
(getar), pelatuk(patuk).
10) Nomina bersufiks asing. Kosakata asing biasanya diserap
sekaligus dengan sufiks yang menjadi penanda kategori kata serapan itu. Sufiks
penanda kelas atau kategori nomina. Kata in seperti muslimin, dan at seperti muslihat.
(Abdul Chaer,
2008 :144-167)
·
Pembentukan
Ajektifa.
1) Dasar ajektifa berprefiks pe-
a. Pemberian afiks pe- secara langsung dapat terjadi kalau
dasar ajektifa itu memiliki komponen makna (+ sikap batin) dan memberi makna
gramatikal ‘yang memiliki sifat (dasar)’. Contoh, pemalu, pencemas.
b. Pemberian prefikspe-melalui verba berklofiks me-kan dapat
terjadi apabila dasar ajektifa memiliki komponen makna (+ keadaan fisik). Dan
makna gramatikal ‘yang menjadikan (dasar)’. Contoh, pengering, pendingin.
2) Dasar ajektifa berprefiks se- memberi makna gramatikal
‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya’. Contoh , setinggi C, ‘sama tinggi
dengan C’.
3) Dasar ajektifa bersufiks –an memberi makna gramatikal
‘lebih (dasar)’ pada nomina yang mengikutinya. Misalnya, mahalan d, ‘lebih
murah d’.
4) Dasar ajektifa berprefiks ter- memberi makna gramatikal
‘paling (dasar)’. Contoh, termahal, ‘paling mahal’.
5) Dasar ajektifa berkonfiks ke-an memberi makna gramatikal
‘agak (dasar)’ bila memiliki komponen (+ warna). Contoh kebiruan, agak biru’.
6) Dasar ajektifa berklofiks me-kan makna gramatikal
‘menyebabkan jadi (dasar)’ apabila bentuk komponenya (+ sikap batin). Misalnya,
mengecewakan, ‘menyebabkan kecewa’.
7) Dasar ajektifa berklofiks me-i makna gramatikalnya
‘merasa (dasar) pada’ memiliki komponen (+ rasa batin). Contoh , mencintai,
‘merasa cinta pada’.
8) Dasar lain berkomponen makna (+ keadaan) kosakatanya suda berupa ‘barang jadi’
yang berkategori ajektifa itu memiliki pula komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan).
9) Pembentukan ajektifa dengan ‘afiks’ serapan
a. Kata serapan dari Bahasa Inggris dan Belanda. Yang
berkategori ajektifa dapat kita kenali dari ‘akhiran’ (dalam tanda petik) (if,
ik, is, stis, al, il). Contoh, ik : akademik, kritik
b. Kata serapan dari Bahasa Arab
‘akhiran’ (dalam tanda petik). (I, iah, wi, in, at).
Contoh wi : duniawi, surgawi.
(Abdul Chaer,
2008 :168-177)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar