Minggu, 09 Oktober 2016

5. Proses Morfologi

1.      Proses morfologi
a)      Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun yang berkategori akjetiva.
·         Afiks- afiks pembentukan verba adalah:
1)      Verba berprefiks ber-
Pembentukan verba
Bentuk dasar
Kata
Morfem dasar terikat
juang
berjuang
Morfem dasar bebas
nyanyi
bernyanyi
Bentuk turunan berafiks
pakaian
berpakaian
Bentuk turunan reduplikasi
lari- lari
berlari-lari
Bentuk turunan hasil komposisi
jual beli
berjual beli
Makna gramatikal verba berprefiks ber- antara lain :
Makna gramatikal
Bentuk dasar
Makna
‘mempunyai (dasar)’ atau (dasar) nya’
berkewajiban
Mempunyai kewajiban
‘memakai’ atau ‘mengenakan’
berpita
Memakai pita
‘mengendarai’, menumpang’ atau ‘naik’
berkuda
Naik kuda
‘berisi’ atau ‘mengandung’
beracun
Mengandung racun
‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’
berdarah
Mengeluarkan darah
‘mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’
berladang
Mengusahakaan ladang
‘melakukan kegiatan’
berdiskusi
Melakukan diskusi
‘mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’
bersedih
Dalam keadaan sedih
‘menyebut’ atau ‘menyapa’
berkakak
Menyebut kakak
‘kumpulan’ atau ‘kelompok’
berdua
Kumpulan dari dua orang
‘memberi’
bersedekah
Memberi sedekah

2)      Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an
Dalam hal ini pada bentuk dasar mula- mula diimbuhkan  surfiks –an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-. Kata bermunculan merupakan contoh verba berkonfiks, dan bentuk berpakaian sebagai contoh verba berklofiks. Brikut ini bagan proses pembentukannya :
            Muncul – ber – an                               ber                               pakai                an
                                                                                                                                               
Verba bermunculan pada contoh di atas memiliki makna ‘banyak yang muncul dengan tidak teratur’ dan makna gramatikal kata berpakaian adalah ‘memakai pakaian’. Makna gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:
Makna gramatikal
Komponen
Kata
Arti
‘banyak’ atau tidak teratur
(+ tindakan), (+ sasaran), dan (+gerak)
berlarian
Banyak yang berlari
‘saling’ atau ‘berbalasan’
(+ tindakan), (- sasaran), dan (+gerak)
bersentuhan
Saling bersentuhan
‘saling berada di’
(+ benda), (+ letak), dan (+tempat)
berhadapan
Saling berada di hadapan
3)      Verba Berklofiks Ber-kan dibentuk dengan proses mula- mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan. Misalnya, pada dasar senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata, lalu pada bersenjata diimbuhkan pula surfiks –kan sehingga menjadi bersenjatakan. Sehingga bersenjatakan artinya ‘menggunakan senjata akan (clurit).
Ber                  senjata             kan
                                                                                   
4)      Verba Bersufiks –kan
Dalam prosesnya, sufiks –kan , bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk pangkal (stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.

            Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal :
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘jadikan’
(+ keadaan) atau (+ sifat khas)
putuskan
‘jadikan putus’
‘jadikan berada di’
(+ tempat) dan (+ arah)
daratkan
‘jadikan ada di darat’
‘lakukan untuk orang lain’
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
bacakan
‘lakukan baca untuk (orang lain)’
‘lakukan akan’
(+ tindakan) dan (*sasaran)
hapuskan
‘lakukan hapus akan’
‘bawa masuk ke’
(+ ruang)
petikan
‘bawa masuk ke peti’

5)      Verba Bersufiks –i adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal:
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘berulang kali’
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
pukuli
‘pekerjaan pukuldilakukan berulang kali’.
‘tempat’
(+ tempat)
duduki
‘duduk di …’.
‘merasa sesuatu pada’
(+ sikap batin) atau (+ emosi)
takuti
‘merasa takut pada’.
‘memberi’ atau ‘membubuhi’
(+ bahan berian)
danai
‘beri dana pada’.
‘jadikan’ atau ‘sebabkan’
(+ keadaan) atau (+ sifat)
cukupi
‘jadikan cukup’
‘lakukan pada’
(+ tindakan) dan (+ tempat)
tulisi
‘lakukan tulis pada’
6)      Verba berprefiks per- adalah  verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif. Verba ini dapat digunakan  pada:
a.       Kalimat imperatif, misalnya persingkat bicaramu !
b.      Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, penjagaan akan kami perketat nanti malam.
c.       Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang+ aspek+ pelaku+ verba. Misalnya, mobil yang belum lama kami perbaiki mogok lagi.
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal:

Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘jadikan lebih’
(+ keadaan) dan (+ situasi)
perlebar
‘jadikan lebih lebar’.
‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
(+ sifat khas)
peristri
‘jadikan istri’.
‘bagi’
(+ jumlah) atau (+ bilangan)
perdua
‘bagi dua’.
7)      Verba berkonfiks per-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me- berprefiks di- atau berprefiks ter-). Verba ini digunakan dalam:
a.       Kalimat imperatif, misalnya jangan perdebatkan lagi masalah itu !
b.      Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
c.       Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku. Misalnya, tarian yang sudah mereka pertunjukkan akan diulang lagi.
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal:
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘jadikan bahan per-an
(+ kegiatan)
pertanyaan
‘jadikan bahan pertanyaan’.
‘lakukan supaya (dasar)’
(+ keadaan)
perbedakan
‘lakukan supaya beda’
‘jadikan me-’
(+ tindakan)
perlihatkan
‘jadikan (orang lain) melihat’.
‘jadikan ber-
(+ kejadian)
pertemukan
‘jadikan bertemu’.
8)      Verba berkonfiks per-i adalah verba yang dapat menjadi pangkal dalam  pembentukan verba inflektif (berprefiks me- inflektif, di- inflektif  atau ter-inflektif).
a.       Kalimat imperatif, misalnya perbaiki dulu sepeda ini !
b.      Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku+ verba. Misalnya, tanah ini masih mereka persengketai.
c.       Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku+ verba . Misalnya, rumah yang baru kita perbaiki terkena gempa.
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘lakukan supaya jadi’
(+ keadaan)
perbaiki
‘lakukan supaya jadi baik’.
‘lakukan (dasar) pada objeknya’
(+ tindakan) dan    (+ lokasi)
perturuti
‘lakukan turut pada objeknya’

9)      Verba berprefiks me-
·         Bentuk alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem  ׀r, l, w, y, n, ny, dan ng׀.
            merakit
melekat
mewarisi
meyakini
memerah
menanti
menyanyi
menganga
           merawat
           melongok
           mewasiatkan
           meyayasankan
           memulaskan
           menaiki
           menyala
           mengerikan
·         Bentuk alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya /b, p, f, v/.  Sedangkan fonem /p/  tidak diwujudkan  melainkan  disenyawakan dengan bunyi nasal dari  prefiks.
            membina
memfitnah
meveto
memotong
         membawa
         memfrasekan
         memvitaminkan
         memutuskan
·         Bentuk men- digunakan pada dasar dimulai fonem /d, dan t/.  Dengan catatan fonem /d/  tetap diwujudkan dengan fonem /t/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks.
            menduda
mendidik
menulis
menodong
         mendengar
         mendustai
         menendang
         menerobos
·         Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal bentuk dasarnya adalah fonem│c, j dan s│. dengan catatan dalam bahasa tulis bunyi ny│pada prefiks diganti atau dituliskan dengan huruf│n│ pada dasar yang dengan fonem│c dan j│, sedangkan yang mulai dengan fonem│s│, fonem s-nya diluluhkan. Contoh:
mencuri           (lafalnya : menycuri)
mencicil           (lafalnya : menycicil)
menjual            (lafalnya : menyjual)
menjaga           (lafalnya : menyjaga)

·         Bentuk meng- digunakan pada dasar fonem │k, g, h, kh, a, z, u, e, o│. Fonem │k│tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan nasal yang ada pada prefiks, sedangkan fonem-fonem lain tetap diwujudkan.
           menghibur
           mengkhianati
    mengekor
    menghubungi      
·         Bentuk menge- digunakan apabila bentuk dasarnya terdiri dari sebuah suku kata.
           mengebom
           mengetik
    mengecat
    mengelap      
1.      Verba berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar dalam pembentukan verba inflektif, berbentuk morfem dasar atau akar juga termasuk verba bersufiks –kan, bersufiks –i, berprefiks per-, berkonfiks per-kan, berkonfiks per-i. contoh: membaca, mempergauli, mempersingkat.
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘melakukan (dasar)’
(+ tindakan) dan (+ sasaran)
membeli
‘melakukan beli’
‘Melakukan kerja dengan alat’
(+ tindakan) dan (+ alat)
memahat
‘berkerja degan alat pahat’
‘Melakukan kerja dengan bahan’
(+ tindakan) dan (+ bahan)
mengecat
‘melakukan kerja dengan bahan cat’
‘membuat dasar’
(+ tindakan) dan (+ benda hasil)
menumis
‘membuat tumis’

2.      Verba berprefiks me- derivative
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘Makan, minum, mengisap’
(+makanan) atau (+minuman) atau(+isapan)
merokok
‘menghisap rokok’
‘Mengeluarkan (dasar)’
(+bunyi) atau (+suara)
mencicit
‘mengeluarkan bunyi cicit’
‘Menjadi (dasar)’

(+keadaan(warna, bentuk, situasi))
meninggi
‘menjadi tinggi’
‘Menjadi seperti’
(+sifat khas)
mengapur
‘menjadi seperti kapur’
‘Menuju’
(+arah)
mendarat
‘menuju darat’
‘Memperingati’
(+bilangan), (+hari) atau (+bulan)
Meniga hari
Memperingati hari ketiga



10)   Verba berprefiks di-
·         Verba berprefiks di- inflektif
Verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me- inflektif. Makna gramatikalnya kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
·         Verba berprefiks di- derivative hanya ada kata dimaksud.
11)  Verba berprefiks ter- inflektif
Makna gramatikal
Komponen makna
Kata
Arti
‘Dapat / sanggup’

(+tindakan) dan (+sasaran)
terbawa
‘dapat dibawa’
‘Tidak sengaja’

(+tindakan) dan (+sasaran)
terlihat
‘tidak sengaja dilihat’
‘Sudah terjadi’
(+tindakan) dan (+keadaan)
terjepit
‘sudah terjadi (jepit)’
‘Yang di (dasar)’

Bidang hukum
terhukum
‘yang dihukum’
Verba berprefiks ter- derivative. Makna gramatikalnya:
a.       ‘Paling’ Komponen makna (+ keadaan). Contoh , terbaik, artinya ‘paling baik’.
b.       ‘Dalam keadaan’ Komponen makna (+ keadaan) dan (+ kejadian). Contoh , terpasang  artinya ‘dalam keadaan pasang’.
c.        ‘Terjadi dengan tiba-tiba’ Komponen makna (+ kejadian). Contoh , teringat, artinya ‘tiba-tiba ingat’.
12)   Verba berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter. Makna gramatikalnya: Tidak sengaja, dapat di dan kena (dasar).
13)  Verba berkonfiks ke-an makna gramatikalnya:
a.       ‘Terkena, menderita, mengalami (dasar)’ komponen makna (+ peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak). Contoh , kebakaran, artinya ‘menderita bakar’.
b.      ‘Agak (dasar)’ Komponen makna (+ warna). Contoh , kebiruan, artinya ‘agak biru’.
(Abdul Chaer, 2008 :106-143)
·         Pembentukan Nomina.
1)      Nomina berprefiks ke- hanya ada 3 buah kata, yakni ketua, kekasih, dan kehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’, dan ‘yang dikehendaki’.
2)      Nomina berkonfiks ke-an
a)       Dibentuk langsung dari dasar. Makna gramatikalnya :
o   ‘Hal (dasar) komponen makna (+ bendaan) dan (+ objek bicara). Contoh , kebersamaan, artinya ‘hal bersama’.
o   ‘Tempat (dasar)’ atau ‘wilayah (dasar)’. Komponen makna (+ bendaan), (+ wilayah) dan (+ jabatan). Contoh , kerajaan, artinya ‘wilayah raja’.
b)      Dibentuk dari dasar melalui verba (yang dibentuk dari dasar itu dan menduduki fungsi predikat sebuah klausa). Makna gramatikal:
o   ‘Hal (dasar)’ komponen makna (+ keadaan). Contoh , kebencian, artinya, ‘hal benci’ (yang dibentuk dari verba benci, misalnya dari klausa ‘dia memamng benci kepada saya)’
o   ‘Hasil me-kan’. Komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Contoh , kesimpulan, artinya ‘hal menyimpulkan’ (yang dibentuk, misalnya dari klausa ‘kalian harus dapat menyimpulkan manfaat cerita itu’).
3)      Nomina berprefiks pe-
a)      Mengikuti kaidah persengauan, dapat berbentuk pe-, pem-, pen-, per-, peng-, peny-, dan penge-. Sama dengan persengauan prefiks me-. Makna gramatikal:
o   ‘Yang (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba yang sama dengan dasar itu. Contoh ,pemabuk  (dari verba mabuk dalam kalimat “anak-anak itu sering mabuk disana”).
o   ‘Yang me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , pelatih (dari dasar latih  melalui verba melatih).
o    ‘Yang me-kan (dasar)’ apabila bentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , penentu  (dari dasar  tentu  melalui verba menentukan).
o   ‘Yang me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba me-I yang dibentuk dari dasar itu. Contoh , pewaris (dari dasar waris melalui verba mewarisi).
b)      Tidak mengikuti kaidah persengauan. Berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau berklofiks memper-kan yang dibentuk dari dasar itu. Makna gramatikal yang dimiliki adalah ‘yang ber-(dasar)’. Contoh , petapa, (dari dasar tapa melalui verba bertapa).
c)      Melalui proses analogi
o   Adanya bentuk penyuruh (dengan makna gramatikal ‘yang menyuruh’).
o   Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal‘yang berolahraga tinju’.
4)      Nomina berkonfiks pe-an mempunyai enambuah  bentuk alomorf yaitu, pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an dan penge-an. Makna gramatikal:
o   ‘Hal/proses me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif. Misalnya, pembacaan, artinya ‘hal membaca’.
o   ‘Hal/proses me-kan(dasar)’ Melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Misalnya, pembenaran, artinya ‘hal membenarkan’.
o   Hal/proses me-i (dasar)’ Melalui verba berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar. Misalnya, pewarisn, artinya ‘hal mewarisi’.
5)      Nomina berkonfiks per-an
o   Yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks ber- bentuknya mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, dan pel-an. Misalnya, pergaulan (dari verba bergaul).
o   Yang dibentuk langsung dari dasar nomina. Contoh: perburuhan, perbelanjaan.
6)      Nomina bersufiks –an
a)      Nomina bersufiks –an bentuk dasrnya dari verba berprefiks me-. Makna gramatikalnya:
o   ‘Hasil me- (dasar)’ Apabila hubungan verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar dengan objeknya menyatakan hasil. Contoh  galian, dalam arti ‘hasil menggali (diturunkan melalui verba  menggali, dimana hubungan verba menggali dengan objeknya misalnya sumur, mempunyai hubungan hasil).
o   ‘Yang di- (dasar)’ Objeknya menyatakan sasaran. Contoh , bahan bacaan tersedia lengkap.
o    ‘Alat (me-)’ Misalnya, ayakan pasir ini tidak dapat digunakan lagi.
b)      Nomina bersufiks –an Makna gramatikalnya ‘tempat ber-(dasar)’. Contoh , mereka bergadang di tepian sungai (tepian berarti ‘tempat yang bertepi).
c)      Nomina bersufiks –an dibentuk dari dasar langsung. Makna gramatikalnya :
o   ‘Tiap-tiap’ komponen makna (+ ukuran)atau(+ takaran). Contoh, bahan pakaian ini dijual meteran.
o   ‘Banyak (dasar)’ komponen makna (+ bendaan) dan (+ kecil). Contoh, roti ini jamuran  jangan kau makan lagi.
o    ‘Bersifat (dasar)’ komponen makna (+ keadaan). Contoh, saya tidak mau membeli barang murahan.


7)      Nomina bersufiks –nya makna gramatikalnya:
o   ‘Hal’ komponen makna (+ keadaan). Contoh,  luasnya daerah bencana menyulitkan petugas pertolongan.
o   ‘Penegasan’ komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan). Contoh, mau makan, nasinya habis.
8)      Nomina berprefiks ter-. Makna gramatikalnya ‘yang di-(dasar)’ hanya terdapat dalam istilah dalam bidang hukum. Misalnya, tersangka, tertuduh, terhukum.
9)      Nomina berinfiks –el, -em, dan –er. Infiksasi dalam bahasa Indonesia sudah tidak produktif lagi. Tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru. Contoh  gemetar (getar), pelatuk(patuk).
10)  Nomina bersufiks asing. Kosakata asing biasanya diserap sekaligus dengan sufiks yang menjadi penanda kategori kata serapan itu. Sufiks penanda kelas atau kategori nomina. Kata in seperti muslimin, dan at seperti muslihat.
(Abdul Chaer, 2008 :144-167)
·         Pembentukan Ajektifa.
1)      Dasar ajektifa berprefiks pe-
a.       Pemberian afiks pe- secara langsung dapat terjadi kalau dasar ajektifa itu memiliki komponen makna (+ sikap batin) dan memberi makna gramatikal ‘yang memiliki sifat (dasar)’. Contoh, pemalu, pencemas.
b.      Pemberian prefikspe-melalui verba berklofiks me-kan dapat terjadi apabila dasar ajektifa memiliki komponen makna (+ keadaan fisik). Dan makna gramatikal ‘yang menjadikan (dasar)’. Contoh, pengering, pendingin.
2)      Dasar ajektifa berprefiks se- memberi makna gramatikal ‘sama (dasar)’ dengan nomina yang mengikutinya’. Contoh , setinggi C, ‘sama tinggi dengan C’.
3)      Dasar ajektifa bersufiks –an memberi makna gramatikal ‘lebih (dasar)’ pada nomina yang mengikutinya. Misalnya, mahalan d, ‘lebih murah d’.
4)      Dasar ajektifa berprefiks ter- memberi makna gramatikal ‘paling (dasar)’. Contoh, termahal, ‘paling mahal’.
5)      Dasar ajektifa berkonfiks ke-an memberi makna gramatikal ‘agak (dasar)’ bila memiliki komponen (+ warna). Contoh  kebiruan, agak biru’.
6)      Dasar ajektifa berklofiks me-kan makna gramatikal ‘menyebabkan jadi (dasar)’ apabila bentuk komponenya (+ sikap batin). Misalnya, mengecewakan, ‘menyebabkan kecewa’.

7)      Dasar ajektifa berklofiks me-i makna gramatikalnya ‘merasa (dasar) pada’ memiliki komponen (+ rasa batin). Contoh , mencintai, ‘merasa cinta pada’.
8)      Dasar lain berkomponen makna (+  keadaan) kosakatanya suda berupa ‘barang  jadi’ yang berkategori ajektifa itu memiliki pula komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan).
9)       Pembentukan ajektifa dengan ‘afiks’ serapan
a.       Kata serapan dari Bahasa Inggris dan Belanda. Yang berkategori ajektifa dapat kita kenali dari ‘akhiran’ (dalam tanda petik) (if, ik, is, stis, al, il). Contoh, ik : akademik, kritik
b.       Kata serapan dari Bahasa Arab
‘akhiran’ (dalam tanda petik). (I, iah, wi, in, at). Contoh wi : duniawi, surgawi.
(Abdul Chaer, 2008 :168-177)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar