1. Kata
a. Hakikat Kata
·
Kridalaksana (1985) menjelaskan kata sebagai satuan
fonologis. Penempatan kata dapat dipindah- pindahkan dalam ujaran dengan tidak
merubah identitasnya.
·
Ramlan (1996) mengatakan, kata merupakan dua macam
satuan, yaitu satuan fonologis dan satuan gramatis.
·
Pendapat lain mengatakan bahwa kata adalah kesatuan
kumpulan fonem atau huruf yang terkecil yang mengandung pengertian (Alisyahbana,
1978).
“ Jadi, dari pendapat- pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata
adalah bentuk bebas terkecil yang mempunyai kesatuan fonologis dan kesatuan
gramatis yang mengandung suatu pengertian”.
b. Klasifikasi Kata
·
Kelas terbuka merupakan kelas yang keanggotaannya
dapat bertambah atau berkurang sewaktu- waktu berkenaan dengan perkembangan
sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Yang termasuk
kelas terbuka adalah kata- kata yang termasuk dalam kelas verba, nomina,
adjektiva.
ü Verba ciri utamanya dilihat dari adverbia
yang mendampinginya adalah bahwa kata- kata yang termasuk kelas verba.
ü Nomina ciri utamanya dilihat dari
adverbia pendampingnya adalah bahwa kata yang termasuk kelas nomina.
ü Adjektiva ciri utamanya pendampinya adalah
bahwa kata yang termasuk kelas adjektiva.
Berikut ini adalah ciri yang dapat membedakan ketiga kelas tersebut :
Ø Kata dari kelas nomina tidak dapat
didampingi oleh negasi tidak.
tidak meja tidak makan tidak bagus
buku tidur besar
Ø Kata dari kelas verba tidak dapat
didampingi oleh adverbia frekuensi sering.
pergi buku bagus
sering datang sering meja sering
tinggi
minum pergi besar
Ø 




Kata dari kelas ajektifa dapat di dampingi adverbia
derajat agak
Besar
pensil pulang
Agak bagus agak
meja agak
datang
Tinggi bulan mandi
·
Kelas tertutup merupakan kelas kata yang jumlah
keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau
berkurang.
1) Adverbia fungsinya untuk menerangkan kata
kerja, kata sifat dan lainnya.
2) Pronomina disebut kata ganti karena
menggatikan nomina yang ada.
v Kata ganti diri merupakan Pronomina yang
menggantikan nomina orang atau yang diorangkan, baik berupa nama diri atau
bukan.
v Kata ganti penunjuk merupakan kata ini
dan itu yang digunakan untuk
menggantikan nomina sekaligus dengan penunjukan.
v Kata ganti tanya digunakan unruk bertanya
atau menanyakan sesuatu seperti ( apa, siapa, kenapa, mengapa, berapa,
bagaimana, dan mana.
v Promina tak tentu digunakan untuk
menggantikan nomina yang tidak tentu seperti ( seseorang, salah seorang, siapa
saja, setiap orang, masing- masing, suatu, sesuatu, sewaktu- waktu, beberapa,
salah satu).
3) Numeralia ( kata bilangan) merupakan kata yang menyatakan bilangan,
jumlah, nomor, urutan, himpunan. Sedangkan kata bantu bilangan digunakan
sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan
dengan nominanya seperti ( orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah
untuk benda umum).
4) Preposisi ( kata depan) digunakan untuk
merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa.
5) Konjungsi (kata penghubung) adalah kata
yang menghubungkan satuan sintaksis baik antara kata dengan kata, frase dengan
frase, klausa dengan klausa dan kalimat dengan kalimat.
6) Artikulus (kata sandang) fungsinya
sebagai penentu atau mendefinitkan suatu nomina, ajektifa, atau kelas lain.
c. Pembentukan kata secara inflektif dan
derivatif serta paradigmanya
·
Pembentukaan kata inflektif adalah pembentukan kata dimana
identitas leksikal kata yang dihasilkan sama dengan identitas leksikal kata
dasarnya.
Kasus
inflektif dalam bahasa Indonesia hanya terdapat dalam pembentukan verba
transitif, prefiks me- untuk verba transitif aktif, dan prefiks di- untuk verba
transitif pasif tindakan, prefiks ter- untuk verba transitif pasif keadaan dan
prefiks zero untuk verba imperatif.
·
Sedangkan dalam proses pembentukan derivatif identitas bentuk
yang dihasilkan tidak sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya.
Contoh
kasus inflektif dan derivative:
Inflektif
|
membeli
|
beli
|
Derivative
|
pembeli
|
beli
|
Alasannya, dasar
beli dan kata membeli sama-sama berkategori verba, sedangkan dasar beli dan
kata pembeli berbeda kategori (beli, kategori verba; pembeli, kategori nomina).
2. Klitika
Klitika adalah
semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak mempunyai tekanan sendiri
dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Jadi, klitikamerupakan bentuk yang selalu
terikat pada bentuk (kata) lain (KBBI). Klitika
merupakan morfem pendek yang terdiri atas 2 silabel atau paling tidak satu
silabel. Morfem ini tidak bisa diberi aksen atau tekanan dan mengandung arti
yang sulit dideskripsikan secara leksikal. Klitika juga tidak terikat pada
morfem-morfem tertentu (morfem bebas). Namun adakalanya klitika juga selalu
terikat pada morfem-morfem tertentu (morfem terikat). Misalnya, klitika [-pun]
dan [-lah] (contoh klitika dalam bahasa Indonesia). Berdasarkan letaknya,
klitika dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
Proklitika, merupakan klitik yang terletak di
sebelah kiri dari suatu kata.
Enklitika, merupakan klitik yang terletak di
sebelah kanan dari suatu kata.
1.
Kata Berklitika -lah, Contoh :
·
Pergilah sekarang, sebelum hujan turun.
·
Masuklah!
·
Dialah yang menggugat soal itu.
·
Cara seperti itu tidaklah pantas.
2.
Berklitika pun, Contoh :
·
Mereka pun akhirnya senang tinggal di lokasi
itu.
·
Kalau Andi pergi, Susi pun pergi. (susi juga
pergi)
·
Meskipun ditraktir, aku tak sudi.
Sumber :
ü Chaer, Abdul.
2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
ü Putrayasa, Ida
Bagus. 2008. Kajian Morfologi. Bandung : PT Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar